Selasa, 11 November 2025 BBKSDA Jawa Timur
Bawean, 11 November 2025. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim) kembali melakukan Smart Patrol di dua pulau kecil di Laut Jawa yang menjadi laboratorium alam penting bagi ekosistem pesisir. Tim menemukan perubahan alami, fitur buatan yang rusak, hingga vegetasi kunci yang menjadi penanda kesehatan ekosistem pulau-pulau karang.
Pada akhir Oktober 2025, Di antara riak Laut Jawa yang tak pernah beristirahat, dua pulau kecil kembali menjadi pusat perhatian tim Smart Patrol BBKSDA Jawa Timur. Pulau Noko dan Pulau Nusa, dua cagar alam yang letaknya berdekatan namun menawarkan lanskap dan tantangan yang kontras, menjadi rute utama patroli rutin yang digelar sebagai bagian dari upaya menjaga integritas ekosistem pulau-pulau kecil.
Patroli dimulai di Pulau Noko, sebuah pulau berukuran kecil tanpa vegetasi pohon tinggi. Ketika tim menjejakkan kaki, pasir putih yang halus tampak bergerak pelan tertiup angin, seolah mengingatkan bahwa lanskap pulau ini terus berubah dari waktu ke waktu.
Dalam patroli kali ini, tim mendokumentasikan kehadiran tumbuhan perintis yang mulai tumbuh di antara tumpukan pasir dan cangkang kerang. Temuan ini menjadi indikator penting bahwa proses suksesi alami tetap berlangsung meski kondisi lingkungan relatif ekstrem. Tumbuhan perintis pada ekosistem pesisir berperan sebagai penahan pasir alami, sekaligus membuka jalan bagi tumbuhan lain untuk berkembang di fase-fase berikutnya.
Hanya berjarak beberapa ratus meter, Pulau Nusa tampil dengan karakter berbeda. Pulau ini didominasi batu karang yang tajam, ombak yang kuat, serta vegetasi khas pulau karang. Di titik tertentu, tim menemukan papan nama kawasan yang rusak akibat terpaan gelombang. Kondisi ini menjadi ancaman bagi identitas kawasan konservasi yang wajib dijaga ketegasannya.
Dengan peralatan seadanya, petugas memperbaiki papan nama tersebut. Aksi kecil ini merupakan penegasan bahwa perlindungan kawasan bukan hanya tentang pemantauan satwa dan vegetasi, tetapi juga memastikan penanda, batas, dan identitas kawasan tetap hadir sebagai rujukan hukum dan edukasi publik.
Patroli juga mencatat keberadaan vegetasi dominan seperti Pisonia grandis, atau Wijayakusuma Keraton pohon besar berdaun lebar yang menjadi elemen penting ekosistem pulau karang. Di sekitar vegetasi ini, terlihat bekas burung-burung laut bertengger dan bersarang, menandakan bahwa Pulau Nusa tetap menjadi ruang hidup bagi satwa pesisir.
Keseimbangan antara vegetasi dan satwa di pulau kecil memberikan gambaran bahwa meski lanskap ini terlihat keras, pulau-pulau tersebut menyediakan ruang ekologis yang vital bagi burung migran maupun burung residen.
Patroli kali ini juga melibatkan rekan-rekan ASN yang baru bergabung di BBKSDA Jawa Timur. Melalui perangkat digital yang mereka gunakan untuk pencatatan lapangan dan monitoring, proses transfer pengetahuan berjalan secara natural. Mereka belajar bahwa konservasi tidak hanya berada di pundak petugas fungsional, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh lini pegawai, dari administrasi hingga pimpinan.
Pendekatan ini sekaligus memperkuat budaya konservasi berbasis kolaborasi di internal BBKSDA Jawa Timur, bahwa setiap pegawai adalah bagian dari rantai penjaga ekosistem.
Smart Patrol di Pulau Noko dan Pulau Nusa menegaskan kembali bahwa pulau kecil memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekologis. Meski luasnya terbatas, ekosistem yang berkembang di dalamnya memiliki sensitivitas tinggi dan membutuhkan sentuhan perlindungan berkelanjutan.
Bagi tim di lapangan, setiap patroli bukan hanya tugas rutin tetapi pembacaan terhadap denyut kehidupan yang terus berubah. Dan bagi BBKSDA Jawa Timur, menjaga pulau kecil berarti memastikan bahwa bagian-bagian kecil dari bumi tetap memiliki kesempatan untuk hidup, pulih, dan berkembang. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5