Kamis, 06 November 2025 BBKSDA Jawa Timur
Tulungagung, 6 November 2025. Di hamparan persawahan Tulungagung, ribuan burung migran dari belahan bumi utara turun sebentar untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan panjang lintas benua. Di antara desir angin dan percik cahaya yang baru lahir, bersama petugas Seksi KSDA Wilayah I Kediri, sekelompok mahasiswa Mapala Himalaya dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung berdiri dengan teropong di tangan, menyambut para musafir langit itu dengan rasa ingin tahu sekaligus hormat.
Kehadiran mereka bukan kebetulan. Pada 5 hingga 6 November 2025, Tim Seksi KSDA Wilayah I Kediri melakukan kunjungan dan pembinaan dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2025. Mapala Himalaya adalah kelompok pecinta alam binaan BBKSDA Jawa Timur yang tahun ini meraih juara pertama Lomba Wanalestari tingkat nasional.
Kunjungan ini menjadi langkah konkret memperkuat kapasitas kader konservasi muda sekaligus mempertemukan mereka dengan fenomena ekologis yang sedang berlangsung: migrasi burung. Di ruang diskusi sederhana, tim BBKSDA Jatim membahas program-program kampus, arah pembinaan, dan potensi kolaborasi.
Dua inisiatif Mapala Himalaya mendapat sorotan khusus: Rimbawan Mengajar dan Tulungagung Bird Walk (TBW). Rimbawan Mengajar digagas sebagai jembatan pengetahuan, membuka ruang belajar tentang kehutanan, konservasi, dan satwa liar bagi mahasiswa. Sementara itu, TBW menjadi peristiwa bersejarah sebagai kegiatan pengamatan burung pertama yang diselenggarakan di Kabupaten Tulungagung.
Pada 6 November 2025, TBW perdana digelar di area persawahan jalur Tulungagung–Kediri, lokasi yang selama ini menjadi titik singgah ribuan terik asia (Glareola maldivarum), salah satu burung migran yang dilindungi. Di sana, para peserta belajar mengenali spesies, mengoperasikan binokular, dan mencatat perilaku burung migran yang melintas. Empat jenis teramati dengan jelas: trinil semak, cerek kenyit, cerek kalung kecil, dan kicuit kerbau. Setiap catatan lapangan yang dibuat menjadi mosaik kecil dalam upaya memahami pergerakan satwa yang bergantung pada keseimbangan habitat global.
Kegiatan ini tidak sekadar latihan identifikasi, ia adalah penguatan literasi ekologis. Pada saat yang bersamaan, ia menanamkan kesadaran bahwa migrasi bukan sekadar perjalanan, melainkan sinyal tentang kesehatan bumi. Para mahasiswa membaca lanskap seperti membuka buku besar alam, menemukan bahwa sawah-sawah tempat mereka tumbuh ternyata juga menjadi panggung peradaban burung-burung dunia.
Selaras dengan amanat Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan, BBKSDA Jawa Timur dan pihak kampus tengah menjajaki penyusunan deklarasi komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi kader konservasi. Dalam waktu dekat, Bird Walk akan kembali dilaksanakan, membuka ruang belajar lanjutan bagi peserta yang telah berulang kali terlibat dalam kegiatan ini. Di kaki langit Tulungagung, perjalanan burung migran terus berlanjut. Namun setiap langkah kecil yang dilakukan manusia di bumi. dari pembinaan, pengamatan, hingga kolaborasi, menjadi bagian penting dari upaya besar menjaga harmoni ekosistem. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5