SMART Patrol Bawean Ungkap Kehadiran Ular Viper Palsu

Senin, 10 November 2025 BBKSDA Jawa Timur

Bawean, 10 November 2025. Di antara rimbun hutan tropis Pulau Bawean, sebuah informasi penting muncul dari kegiatan SMART Patrol Tim RKW 10 Bersama MMP Bawean Lestari. Pada patroli yang berlangsung 22 hingga 31 Oktober 2025, tim mencatat sebuah temuan yang membuka bab baru dalam kajian herpetofauna Bawean, keberadaan ular viper palsu (Psammodynastes sp), jenis reptil yang sebelumnya belum pernah tercatat dalam inventaris keanekaragaman hayati pulau ini.

Temuan ini diperoleh saat tim menyusuri blok-blok vegetasi di Cagar Alam Pulau Bawean, tepatnya dalam rentang grid yang mencakup Blok Payung-payung, Gunung Besar. Patroli dilakukan dengan metode jalur rutin dan jalur baru, memadukan pengalaman lapangan dengan teknologi SMART Mobile untuk memastikan setiap observasi tercatat secara presisi.

Dari proses inilah sebuah siluet bersisik, kecil dan tampak lincah, muncul dari sela bebatuan dan daun gugur. Identifikasi awal mengarah pada Viper Palsu, anggota kelompok ular Colubridae yang kerap meniru pola tubuh ular berbisa sebagai strategi pertahanan.

Bagi Bawean, pulau kecil yang ekosistemnya terkurung oleh isolasi geografis, setiap temuan herpetofauna adalah fragmen penting dalam membaca sejarah evolusi dan dinamika ekologinya. Kehadiran viper palsu memberi sinyal bahwa struktur komunitas reptilia di Bawean mungkin lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya. Pulau ini selama bertahun-tahun lebih dikenal melalui cerita ikoniknya: Rusa Bawean, Elang Ular, dan lanskap hutan batu kapur. Namun reptil kerap menjadi lapisan sunyi yang jarang tersentuh oleh penelitian intensif.

Tim mencatat keberadaan ular tersebut dengan dokumentasi lengkap, foto, koordinat, karakter fisik, serta kondisi habitat tempat ia dijumpai. Data ini akan dianalisis lebih lanjut untuk memastikan statusnya dalam daftar herpetofauna resmi Pulau Bawean, termasuk kemungkinan penyesuaian basis data konservasi tingkat nasional. Temuan awal mengindikasikan bahwa habitat reptil di kawasan ini berada dalam kondisi baik, ditandai dengan keberadaan kadal kebun, kadal matahari, tokek, dan biawak air yang turut terdata sepanjang patroli.

Hutan Bawean sendiri memberikan panggung yang kaya bagi kehidupan reptil. Vegetasi dominan seperti pangopa, gondang, dan kesambi menciptakan lapisan penaung dan hamparan serasah yang stabil. Anggrek-anggrek liar menempel pada batang-batang tua, menciptakan kelembapan mikro yang memadai untuk reptil kecil yang bergantung pada perlindungan dan suhu stabil. Dalam suasana ini, kehadiran viper palsu menjadi bagian dari jaringan ekologis yang nyaris tak terlihat.

Selain temuan reptil, SMART Patrol periode ini juga mencatat keragaman satwa lain, mulai dari burung pesisir hingga mamalia malam. Namun temuan viper palsu tetap menjadi sorotan, sebab ia membuka kemungkinan baru untuk penelitian lebih mendalam tentang komposisi fauna pulau. Dalam konservasi, satu jenis bukan sekadar informasi tambahan. Ia bisa menjadi kunci memahami hubungan ekologi yang selama ini tersembunyi.

Di luar aspek biologi, patroli juga menemukan beberapa catatan kawasan seperti pal batas yang masih dalam kondisi baik serta papan nama kawasan yang perlu perbaikan. Koordinasi sosial dengan pemerintah desa dan masyarakat sekitar tetap dilakukan, memastikan konservasi di Bawean tidak hanya terlaksana di hutan, tetapi juga di ruang-ruang sosial yang menyokong keberlanjutannya.

Bagi dunia konservasi, catatan tentang ular viper palsu sudah menjadi langkah maju. Ia bukan hanya penanda keberadaan satu jenis, melainkan pengingat bahwa Bawean masih menyimpan rahasia yang menunggu untuk ditemukan. (dna)


Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini