Selasa, 07 Oktober 2025 BBKSDA Jawa Timur
Jember, 3 Oktober 2025. Malam itu di kantor Bidang KSDA Wilayah III Jember, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim) terasa lebih lengang dari biasanya, (3/10/2025). Namun sekitar pukul 22.30 WIB, ketenangan itu berubah ketika petugas piket menerima dua ekor Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) yang diserahkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember. Dua satwa itu datang dengan dua kisah berbeda, keduanya menjadi pengingat akan rapuhnya batas antara manusia dan alam liar.
Menurut keterangan drh. Henry Kurniawan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jember, salah satu monyet merupakan hewan peliharaan warga bernama Jaelani dari Desa Sukowono, Kecamatan Sukowono. Satwa itu terlepas dari rantainya dan tanpa sengaja menyerang seorang anak kecil berusia lima tahun bernama Azzam Aulian Putra, yang tengah bermain bola di halaman rumah. Gigitan di dahi kanan meninggalkan luka robek yang harus segera dirawat di RSD Kalisat, Jember.
Sementara itu, satu ekor monyet lainnya diserahkan langsung oleh warga Sukowono sebagai bentuk kepedulian dan respons atas meningkatnya interaksi negatif antara manusia dan satwa liar di sekitar permukiman.
Kejadian ini sontak menjadi perhatian Muspika Sukowono, yang bersama dinas terkait menghimbau masyarakat agar tidak lagi memelihara satwa liar, khususnya Monyet Ekor Panjang. Selain berisiko terhadap keselamatan manusia, tindakan tersebut juga melanggar prinsip konservasi satwa yang seharusnya hidup di habitat alaminya.
Satwa liar memiliki perilaku yang tidak bisa sepenuhnya dikendalikan manusia. Saat naluri alaminya muncul, risiko interaksi negatif selalu ada.
Dua ekor monyet tersebut kini diamankan di kandang transit Kantor Bidang KSDA Wilayah III Jember untuk mendapat pemeriksaan kesehatan sebelum ditentukan langkah penanganan selanjutnya. Tim BBKSDA Jatim memastikan seluruh proses penanganan dilakukan dengan memperhatikan kesejahteraan satwa serta keamanan masyarakat sekitar.
Peristiwa di Sukowono ini menjadi cermin penting bagi kita semua, bahwa hubungan manusia dengan alam tidak selalu harmonis ketika batasnya dilanggar. Di balik luka di dahi seorang anak, ada pelajaran besar tentang bagaimana manusia seharusnya hidup berdampingan dengan satwa liar, menjaga jarak, menghormati ruang hidupnya, dan tidak menjadikannya peliharaan.
Di tengah malam yang sunyi, dua pasang mata monyet menatap dari balik jeruji kandang transit, seolah menatap kembali pada manusia yang pernah memeliharanya.
Barangkali, itu bukan tatapan marah. Tapi sebuah peringatan dari alam, bahwa setiap rantai yang kita pasang, sesungguhnya juga mengikat keseimbangan yang rapuh antara manusia dan kehidupan liar di sekitarnya. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5