Jumat, 03 Oktober 2025 BBKSDA Sumatera Utara
Tim sedang melakukan pemeriksaan medis pada Orangutan Tapanuli, Selasa (30/9/2025)
Tapanuli Selatan, 3 Oktober 2025 - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara melalui Seksi Konservasi Wilayah V pada Bidang KSDA Wilayah III Padangsidimpuan berkolaborasi dengan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC) dan Pusat Penyelamatan Orangutan (COP) berhasil melakukan penyelamatan satu individu Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Desa Aek Haminjon, Kecamatan Arse, Kabupaten Tapanuli Selatan, pada Selasa (30/9/2025).
Orangutan yang diselamatkan berjenis kelamin jantan, berusia sekitar 20 tahun. Satwa dilindungi ini pertama kali ditemukan oleh masyarakat, berada di area persawahan. Saat dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, ditemukan luka terbuka pada bagian punggung dan kondisi tubuh lemah. Atas pertimbangan medis, orangutan tersebut kemudian dievakuasi ke pusat rehabilitasi Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat untuk mendapatkan perawatan secara intensif.
Suhendra, yang akrab dipanggil Krisna selaku Manager Human Orangutan Conflict Response Unit (HOCRU) OIC, menyampaikan harapannya agar Orangutan ini dapat segera pulih dan dapat dikembalikan ke habitat aslinya di Tapanuli.
“Kami berharap individu Orangutan Tapanuli ini bisa kembali pulih dan suatu saat dilepasliarkan kembali ke hutan Tapanuli. Kami juga menghimbau masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan untuk bekerja sama dengan melaporkan apabila terjadi konflik manusia dan satwa liar. Jangan melakukan penanganan sendiri karena dapat merugikan satwa maupun masyarakat. Balai Besar KSDA Sumatera Utara, HOCRU-OIC siap membantu dalam proses mitigasi konflik satwa,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok, Manigor Lumbantoruan, S.P, menyampaikan apresiasi atas dukungan semua pihak.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua mitra yang terus berkolaborasi dalam upaya penyelamatan Orangutan Tapanuli ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Desa Aek Haminjon yang telah melaporkan hal ini kepada petugas di Resor Sipirok. Harapan kami ke depannya masyarakat menjaga, melestarikan satwa-satwa yang dilindungi di sekitar hutan maupun di luar hutan karena itu adalah titipan Tuhan kepada kita dan anak cucu kita,” ujarnya.
Orangutan Tapanuli merupakan spesies kera besar yang langka dengan populasi terbatas. Upaya penyelamatan ini menjadi bagian penting dari komitmen bersama untuk terus menjaga keberlangsungan hidup satwa endemik Sumatera Utara ini.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga mitra dan dukungan masyarakat, diharapkan interaksi negatif antara manusia dan satwa dapat ditekan serta kelestarian Orangutan Tapanuli tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Sumber: Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok - Balai Besar KSDA Sumatera Utara
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5