Selasa, 02 September 2025 BBKSDA Jawa Timur
Madiun, 31 Agustus 2025. Di pendopo wisata Gligi, Desa Kepel, Kecamatan Kare, harum biji kopi yang baru diseduh menyatu dengan semangat masyarakat yang berkumpul. Sebanyak 20 anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Tani Subur mengikuti Pelatihan Peningkatan Usaha Ekonomi Produktif Budidaya Kopi yang dgelar pada Jumat (29/8).
Pelatihan ini bukan sekadar berbagi ilmu bercocok tanam, melainkan meneguhkan satu visi besar: bagaimana kopi yang tumbuh di bawah naungan tegakan hutan dapat menjadi penopang ekonomi tanpa merusak ekosistem.
Kegiatan dibuka oleh Agustinus Krisdijantoro, S.Si., M.P., Kepala Bidang KSDA Wilayah I Madiun. Dalam arahannya, ia menegaskan bahwa masyarakat sekitar kawasan hutan, khususnya anggota KTH Tani Subur, memegang peran penting dalam menjaga kelestarian Cagar Alam Picis dan Sigogor.
“Semakin sejahtera masyarakat, semakin kuat pula komitmen mereka menjaga hutan. Budidaya kopi adalah salah satu jalannya,” tegasnya.
Sebagai narasumber utama, hadir Eko Mulyanto, S.P., Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Red Durio Banyuwangi. Ia menuturkan filosofisederhana dalam membudidayakan kopi di hutan: “Jangan melawan alam, belajarlah menyatu dengannya.”
Antusiasme peserta terlihat jelas. Pertanyaan mengalir deras, mengapa kopi hanya berbuah sekali lalu tidak berlanjut, bagaimana memilih entres terbaik untuk sambungan, hingga teknik sederhana agar hasil panen tetap optimal.
Pelatihan ini bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menyalakan harapan. Harapan bahwa kopi dari Madiun bisa menjadi komoditas berkelas, sekaligus benteng konservasi. Karena di balik setiap tegukan kopi, tersimpan doa agar hutan tetap lestari, satwa tetap aman, dan masyarakat tetap sejahtera. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5