Jumat, 08 Agustus 2025 BBKSDA Sumatera Utara
Sipirok, 8 Agustus 2025. Cagar Alam Dolok Sipirok (CA) kembali menunjukkan jati dirinya sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati di Indonesia, kegiatan patroli pengamanan hutan oleh Tim gabungan BBKSDA Sumatera Utara melalui Resor CA Dolok Sipirok bersama-sama dengan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) berhasil mendokumentasikan kekayaan flora dan fauna yang mengesankan.
Kegiatan patroli yang dilakukan oleh Tim gabungan di dalam kawasan CA Dolok Sipirok tidak hanya mengawasi potensi gangguan terhadap kawasan, namun juga untuk melakukan inventarisasi potensi keanekaragaman hayati di dalamnya. Dalam penelusuran kawasan CA Dolok Sipirok, Tim menemukan berbagai jenis jamur liar yang tumbuh subur, seperti jamur Mata Harimau, jenis jamur dari Genus Lepiota, Jamur Bolete bergaris putih, serta Jamur Topi Ungu (Lilac Bonnet) dan jamur Chanterelle, penemuan jamur-jamur di dalam kawasan ini merupakan indikator penting keseimbangan ekosistem Cagar Alam Dolok Sipirok, karena berperan penting dalam siklus nutrisi hutan.
Temuan menarik lainnya yaitu perjumpaan dengan salah satu reptil jenis kura-kura darat yang terbesar di wilayah Asia, yaitu Baning Cokelat (Manouria emys). Baning Cokelat yang ditemukan memiliki panjang sekitar 51 cm dan lebar 46 cm. Satwa ini merupakan jenis reptil anggota suku Testudinidae, dan masuk dalam kategori spesies terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), serta dilindungi di Indonesia sesuai Permen LHK Nomor. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi di Indonesia. Populasi satwa ini terancam punah akibat maraknya perburuan liar dan alih fungsi kawasan hutan menjadi lahan perkebunan.
Selain perjumpaan dengan berbagai jenis jamur dan reptil, Tim Patroli juga menemukan sarang Orangutan (Pongo tapanuliensis) yang menegaskan bahwa kawasan CA Dolok Sipirok menjadi habitat penting bagi satwa ikonik yang juga masuk dalam kategori dilindungi. Temuan-temuan selama patroli ini menegaskan bahwa CA Dolok Sipirok bukan sekadar kawasan lindung, tetapi juga benteng terakhir keanekaragaman hayati dan laboratorium alam yang kaya sumber pembelajaran. Dari jamur yang rapuh hingga kura-kura dan primata dilindungi, semuanya mencerminkan keseimbangan ekosistem yang luar biasa berharga.
Melalui kegiatan ini, BBKSDA Sumatera Utara berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan akan pentingnya menjaga kelestarian kawasan konservasi seperti CA Dolok Sipirok, demi keberlangsungan hidup generasi mendatang dan ekosistem itu sendiri.
Salah satu jenis jamur yang ditemukan pada kegiatan patroli
Sumber: Resor CA Dolok Sipirok - Balai Besar KSDA Sumatera Utara
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5