Jumat, 14 November 2025 BBKSDA Jawa Timur
Kediri, 11 November 2025. Desa Manggis, Kediri, Di teduh naungan hutan yang menjadi rumah bagi puspa-puspa epik genus Ficus, sebuah gerakan kecil namun sarat makna tumbuh pada 11 November 2025. Kementerian Agama Kabupaten Kediri mengajak masyarakat menanam kembali harapan di kawasan Pusat Ficus Nasional (PFN), yang sekaligus menjadi zona penyangga Cagar Alam Manggis Gadungan, sebuah kantong keanekaragaman hayati penting di Jawa Timur.
Kegiatan ini digelar dalam rangka Hari Amal Bakti ke-80 dan program Kemenag Menyapa Umat, sebagai wujud nyata implementasi ekoteologi: gagasan bahwa merawat bumi adalah bagian dari merawat iman. Di tengah iklim global yang kian rapuh, gerakan-gerakan sederhana seperti inilah yang kemudian bermakna besar.
Upacara dimulai dengan sambutan hangat dari Kepala Desa Manggis dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kediri, disaksikan oleh anggota DPRD Kabupaten Kediri, unsur Forkopimcam, CDK Trenggalek, Perhutani, Direktur PFN, Dharma Wanita Kemenag, serta tokoh-tokoh agama setempat. Kebersamaan antar-lembaga ini mencerminkan bahwa konservasi bukan sekadar program pemerintah, melainkan kerja kolektif seluruh pemangku kepentingan.
Sebanyak 22 bibit Ficus ditanam pada kegiatan tersebut diantaranya Ficus albipila, F. drupacea, F. nervosa, F. magnolifolia, hingga F. kurzii. Jenis-jenis ini bukan hanya pohon pelindung, mereka adalah “penjaga” ekosistem yang menjadi fondasi bagi banyak satwa liar. Dengan akar yang kuat, buah yang menjadi pakan beragam fauna, serta kemampuan memperbaiki struktur tanah, marga Ficus memainkan peran ekologis yang tidak tergantikan.
Di sela kegiatan, petugas Resort Konservasi Wilayah (RKW) 03, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim) memberikan penjelasan mengenai fungsi ekologis dan nilai penting Cagar Alam Manggis Gadungan, sebuah kawasan yang harus dilindungi dari tekanan manusia, agar tetap menjadi benteng terakhir bagi flora dan fauna endemik wilayah ini.
Setelah penanaman, RKW 03 melanjutkan dengan diskusi “Lingkungan dari Sudut Pandang Keagamaan,” menghadirkan Kepala Kemenag Kabupaten Kediri dan Kepala Desa Manggis sebagai narasumber. Percakapan mereka menggambarkan bagaimana ajaran agama dapat menjadi landasan moral untuk menjaga bumi, serta bagaimana komunitas lokal berperan melestarikan kawasan konservasi.
Seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan penuh kekhidmatan. Panitia dari Kemenag Kabupaten Kediri menyampaikan apresiasi kepada Balai Besar KSDA Jawa Timur atas dukungan penuh dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
Di Manggis Gadungan, jejak-jejak cangkul yang menutup lubang tanam perlahan tersamarkan oleh tanah lembap. Namun pesan yang tertanam jauh lebih dalam daripada sekadar bibit Ficus: bahwa merawat alam adalah bagian dari merawat peradaban, dan setiap orang memiliki perannya sendiri dalam memastikan masa depan yang lestari. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0