Aksi Cepat Tim MATAWALI Bongkar Fakta Interaksi Negatif Manusia–Satwa

Jumat, 14 November 2025 BBKSDA Jawa Timur

Gresik, 12 November 2025. Di tengah riuh kehidupan perkotaan yang terus berkembang, garis tipis antara ruang hidup manusia dan satwa liar kembali diuji. Sebanyak 18 individu satwa, dari sanca kembang sepanjang beberapa meter hingga seekor monyet betina yang gelisah, berhasil dievakuasi oleh Tim Penyelamatan Satwa Liar (MATAWALI) Resort Konservasi Wilayah (RKW) 09 Mojokerto, Seksi KSDA Wilayah III Surabaya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim).

 

Setelah laporan panjang tentang interaksi negatif satwa dengan masyarakat masuk melalui Call Center KSDA. Laporan itu datang dari UPT DamKarLa Kabupaten Gresik, yang selama 14 Oktober hingga 12 November menangani berbagai kasus penemuan satwa liar di kawasan permukiman.

 

Menyadari potensi risiko bagi warga maupun satwa, tim segera bergerak cepat. Respon kolaboratif antara KSDA Jatim dan Damkarla langsung dieksekusi, sebuah bukti pelayanan publik yang sigap sekaligus cerminan implementasi program MATAWALI yang selama ini digadang sebagai garda depan penyelamatan satwa liar.

 

Ketika tim tiba di lokasi, deretan kandang sementara sudah tampak terisi,  14 ekor sanca kembang, 1 ular koros, 2 biawak air tawar, dan 1 monyet ekor panjang betina yang menunjukkan perilaku stres paska penangkapan warga. Keseluruhan satwa kemudian ditranslokasikan ke Unit Penyelamatan Satwa Liar (WRU) Sidoarjo, untuk pemulihan kondisi dan rehabilitasi sesuai SOP kesejahteraan satwa.

 

Di balik operasi ini, terbangun diskusi penting antara dua lembaga, membuka peluang pelaksanaan “Transfer Knowledge” sebuah agenda bersama untuk memperkuat kapasitas penanganan satwa liar, teknik handling aman, serta mitigasi interaksi negatif manusia–satwa. Kontribusi Damkarla Gresik pun tak bisa diabaikan. Berkat hubungan kerja yang intens dengan RKW 09 Mojokerto, kini berdiri kandang penampungan sementara satwa penyelamatan di Pos Damkar Kota.

 

Poster edukasi terpasang rapi, SOP penanganan awal satwa telah tersusun, dan budaya konservasi perlahan tumbuh dari level daerah, dipelopori oleh para petugas lapangan. Bagi Balai Besar KSDA Jawa Timur, operasi ini bukan sekadar evakuasi. Ia adalah potret nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor mampu mengurangi konflik, menyelamatkan satwa, dan memberi ruang bagi alam untuk bernapas kembali, bahkan di tengah denyut industri dan permukiman padat.

 

Sebuah langkah kecil, namun menentukan, dalam menjaga harmoni antara manusia dan satwa liar di Jawa Timur. (dna)

 

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik  – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini