Rabu, 10 Desember 2025 BBKSDA Jawa Timur
Ponorogo, 9 Desember 2025. Di bawah hijau kanopi Hutan Lindung Pagerukir, dua ekor melata perlahan kembali menyatu dengan ritme alam. Hari itu, Selasa, 9 Desember 2025, tim Resort Konservasi Wilayah (RKW) 06 Ponorogo, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim) bersama Jaga Satwa Indonesia (JSI) Regional Ponorogo dan Perhutani melepasliarkan seekor Sanca Bodo (Python bivittatus) dan seekor Sanca Kembang (Malayopython reticulatus). Momen ini bukan sekadar pemulangan satwa, tetapi sebuah upaya mengembalikan keseimbangan rantai ekosistem di lanskap Pegerukir.
Satwa pertama, Sanca Bodo, merupakan hasil penyerahan masyarakat Slahung pada 20 September 2025. Selama hampir tiga bulan, ular ini menjalani perawatan di kandang transit. Sementara itu, Sanca Kembang, predator puncak yang memiliki peranan vital menjaga populasi hewan kecil dan pengerat, diserahkan langsung oleh JSI Regional Ponorogo pada hari pelepasliaran.
Sebelum kedua ular kembali ke habitat alaminya, tim RKW 06 melakukan serangkaian pengecekan lapangan untuk memastikan kondisi ekologis lokasi pelepasliaran layak dan aman. Koordinasi intens dilakukan dengan Perhutani RPH Pagerukir dan BKPH Sumoroto. Hasil survei menunjukkan bahwa Hutan Lindung Pagerukir masih memiliki tutupan vegetasi yang ideal, ketersediaan pakan yang cukup, serta jauh dari pemukiman dan jalur aktivitas masyarakat.
Pemilihan lokasi adalah kunci. Lokasi pelepasliaran yang sesuai dapat menjadi pertimbangan agar satwa memiliki peluang hidup optimal sekaligus tidak menimbulkan potensi konflik dengan warga.
Pelepasliaran ini menegaskan kembali pentingnya kolaborasi masyarakat dan pengelola hutan dalam menjaga keberlangsungan satwa liar. Setiap penyerahan satwa dari masyarakat bukan sekedar tindakan kepatuhan terhadap hukum, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap keseimbangan ekosistem.
Ketika dua sanca itu perlahan menghilang di balik belukar, hutan seakan menarik napas panjang, menyambut kembali penjaga alaminya. Sebuah pengingat bahwa konservasi bukan hanya tentang menyelamatkan satwa, tetapi memulihkan harmoni antara manusia dan alam. (dna)
Sumber : Bidang KSDA Wilayah I Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 3.7