Rabu, 03 Desember 2025 BBKSDA Sumatera Utara
Tim berupaya menjebol benteng di tengah hujan dan angin kencang
Karang Gading, 3 Desember 2025 — Bencana hidrometeorologi kembali menghantam wilayah pesisisr Sumatera Utara. Sejak 25 November 2025, siklon tropis Senyar yang menyampu Pantai Timur memicu hujan lebat berhari-hari disertai angin kencang, menyebabkan banjir meluas di Desa Karang Gading dan Paluh Kurau. Pemukiman, persawahan, jalan pertanian, bahkan area pembibitan mangrove yang berada di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut (SM KGLTL) tidak luput dari genangan air yang terus naik.
Di tengah meningkatnya genangan dan ancaman kerusakan, Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melalui Resor Konservasi SM KGLTL I hadir sebagai garda terdepan. Mereka turun ke lapangan, menembus hujan dan angin, mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkan apapun yang masih bisa diselamatkan.
Dalam kondisi pasang mati dan waktu yang sangat sempit, petugas mengambil langkah yang tidak mudah dengan menjebol tujuh titik benteng air asin untuk membuka aliran agar genangan dapat dipaksa keluar dari area yang terdampak. Langkah ini dilakukan tidak hanya untuk melindungi masyarakat, tetapi juga untuk menyelamatkan 1.089.000 bibit yang telah disiapkan untuk program pemulihan ekosistem di kawasan SM Karang Gading dan Langkat Timur Laut.
Penjebolan selebar dua meter dilakukan secara bertahap, disokong oleh alat berat yang siaga penuh di lokasi sejak awal kejadian. Ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Lumpur tebal, hujan deras dan waktu yang semakin sempit membuat setiap detik terasa begitu berarti. Tantangan itu tidak menyurutkan semangat tim untuk terus menyelesaikan tugas karena genangan semakin mengancam bibit tanaman, persawahan warga, dan akses permukiman. Dengan dibukanya benteng, aliran air dari pembibitan, persawahan, dan area permukiman dapat mengalir ke paluh (sauran air) dan selanjutnya menuju laut.
Hasil dari tindakan darurat ini dapat terlihat dalam waktu singkat. Ketinggian air di pembibitan Karang Gading telah normal kembali, di Paluh Kurau, permukaan air menurun hingga 20 cm, membuat daun-daun bibit yang sebelumnya tenggelam kini kembali terlihat. Di beberapa titik lain penurunan mencapai 10 cm, dan seluruh bibit yang sempat terendam berada dalam kondisi baik. Penurunan genangan ini memberikan harapan baru bagi masyarakat dan petugas yang berjibaku siang malam di lapangan bahwa kegiatan penanaman mangrove di SM Karang Gading dan Langkat Timur Laut dapat dilanjutkan kembali.

Daun pada bibit mangrove kini sudah terlihat kembali
Sumber: Esra Barus, S. Hut & Eva Suryani Sembiring, S. Hut— Balai Besar KSDA Sumatera Utara
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5