Penemuan Kuau Raja di Kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang

Senin, 17 November 2025 BTN Kayan Mentarang

Malinau, 11 November 2025 - Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) memiliki segudang potensi keanekaragaman hayati, mulai dari endemic hingga satwa langka, salah satunya yaitu Kuau Raja (Argusianus argus) yang keberadaannya hampir susah dijumpai.

 

Kuau Raja adalah salah satu burung dalam family Phasianidae yang dikategorikan rentan (Vulnerable) berdasarkan IUCN Red List dan berstatus dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018.

 

Satwa tersebut saat ini ditemukan dari hasil pemasangan camera trap di Wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Long Bawan dan Wilayah II Long Alango oleh Ashari Wicaksono Polisi Kehutanan Balai TN Kayan Mentarang.



 

Burung Kuau Raja tersebar di hutan hujan tropis Asia Tenggara khususnya di pulau-pulau Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung Malaysia. Ciri khas satwa ini memiliki bulu berwarna coklat kemerahan dihiasi bulatan atau bintik-bintik kecil dan kepala berwarna biru, serta bulu tengkuk berwarna kehitaman. Burung jantan dewasa berukuran lebih besar dibanding burung betina, panjang bulunya mencapai 200 cm yang akan mekar pada saat musim kawin. Burung betinanya berukuran lebih kecil dari burung jantan, panjangnya sekitar 75 cm, dengan jambul kepala berwarna kecoklatan. Bulu ekor dan sayap betina tidak sepanjang burung jantan, dan hanya dihiasi dengan sedikit oceli.

 

Seno Pramudito (Kepala Balai Taman Nasional Kayan Mentarang), menjelaskan bahwa masih banyak sekali potensi Sumber Daya Alam (SDA) di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang yang masih belum terkuak dan akan dilakukan pendataan secara bertahap.

 

“Kami beserta tim dan stakeholder teknis terkait akan terus melakukan survey dan penelitian untuk menggali potensi-potensi SDA yang berada didalam Kawasan TNKM. Serta bersama-sama mengajak untuk melestarikannya.”

Kami beserta tim dan stakeholder teknis terkait akan terus melakukan survey dan penelitian untuk menggali potensi-potensi SDA yang berada didalam Kawasan TNKM. Serta bersama-sama mengajak untuk melestarikannya.”  Ungkap Seno.

“Prilaku bersih dan gagah dari burung kuau ini juga menjadi inspirasi bagi budaya masyarakat adat di kawasan penyangga TN Kayan Mentarang, sehingga burung kuau perlu dilestarikan bersama untuk menjadi ciri khas kawasan yang selaras dengan budaya masyarakat. Keberadaan Kuau Raja juga mencerminkan kondisi kawasan yang masih sangat terjaga dengan baik, sehingga sangat membantu petugas dalam melakukan pengamanan dan inventariasi kawasan di Taman Nasional Kayan Mentarang.”  Lanjutnya.

Pemberian nama ilmiah Argusianus argus pada satwa ini memiliki makna "Ratusan Mata" yang bisa terlihat saat sang Kuau Jantan melakukan aktraksi keindahan motif ratusan mata pada bulunya melalui ritual tarian pemikat kepada pasangannya di musim kawin/berbiak.

 

Masyarakat adat setempat menyebut burung ini dengan sebutan “Burung Kuwai”. Hal tersebut dikarenakan burung ini kerap mengeluarkan suara "Kuwwaaaiii..." yang terkesan seperti memanggil namanya sendiri dan dapat didengar dari radius yang cukup jauh.

 

Sumber: Balai Taman Nasional Kayan Mentarang

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini