Sinergi Krida Reksa Wana di Peran Saka Nasional 2025

Senin, 03 November 2025 Sekretariat Ditjen KSDAE

Gorontalo, 3 November 2025. Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE), Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama UPT Ditjen KSDAE lingkup Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo mengikuti kegiatan Peran Saka Nasional Tahun 2025 yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Bongohulawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo mulai tanggal 3 November hingga 9 November 2025. Kegiatan ini selain untuk mengembangkan potensi kepemimpinan dan keterampilan anggota Satuan Karya, juga mempererat rasa kebersamaan dan pengabdian sosial di kalangan generasi muda Indonesia. Kemenhut melalui Saka Wanabakti mendukung kegiatan Krida Reksa Wana yang dikawal Ditjen KSDAE dan Ditjen Penegakan Hukum Kehutanan melalui pameran pada Saka Expo dan pemberian materi.


Upacara pembukaan Peran Saka Nasional 2025 diikuti sekitar 3.224 peserta seluruh Indonesia,dengan petugas upacara dari gugus depan Kwartir cabang Gorontalo. Tema tahun ini adalah Pramuka Berkarya Indonesia Jaya dengan motto "Satya Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan". 


Komjen Pol (Purn) Drs. Budi Waseso, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka selaku pembina upacara membuka kegiatan sekaligus memberikan arahan dan semangat bahwa “Gerakan pramuka merupakan benteng pembentuk karakter digital generasi muda dan cinta alam adalah ciri seorang pramuka, untuk tonggak penting berkarya dan berkontribusi nyata bagi Indonesia”. 




Bapak Budi Waseso menambahkan bahwa “Kenapa Provinsi Gorontalo dipilih menjadi tempat Peran Saka Nasional 2025 karena Provinsi Gorontalo memiliki tanah yang kaya akan nilai - nilai kearifan lokal yang mendukung  atmosfer kekeluargaan dan dapat menjadi teladan Peran Saka Nasional dalam menumbuhkan  semangat kesatuan dan gotong royong, belajar dalam berorganisasi menghadapi dinamika kehidupan masyarakat”. Bapak Komjen menutup pembukaan dengan semangat “Satu Pramuka Satu Indonesia, Jayalah Pramuka Jayalah Indonesia”


Krida Reksa Wana sendiri dapat berarti keanekaragaman hayati, konservasi kawasan, perlindungan hutan, konservasi jenis satwa, konservasi jenis tumbuhan, penelusuran gua, pendakian, pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pengamatan satwa, penangkaran satwa, pengendalian perburuan dan pembudidayaan tumbuhan.


Sebagai informasi, maskot Peran Saka Nasional Tahun 2025 berbentuk Hiu Paus Satwa Khas Gorontalo yang mengenakan seragam pramuka, melambangkan kekuatan, ketangguhan, dan semangat kebersamaan. Hiu paus sebagai simbol laut mencerminkan kelestarian alam, sementara seragam pramuka menggambarkan komitmen anggota pramuka dalam pengabdian dan pengembangan diri. Maskot ini menginspirasi peserta untuk menjadi pribadi yang kuat, peduli terhadap lingkungan, dan siap berkontribusi bagi masyarakat.




Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal KSDAE

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini