Jumat, 08 Agustus 2025 BBKSDA Jawa Timur
Sumenep, 8 Juli 2025. Burung gosong itu tak bersuara. Tapi jejaknya bicara. Di antara ilalang dan pasir panas Pulau Saobi, sarangnya yang bundar terbentuk dari tumpukan daun kering dan humus yang terpanggang matahari. Tim patroli menemukannya: delapan belas sarang, tersebar diam di lantai hutan kering. Tak jauh dari situ, jejak lain terlihat. Goresan tanduk di batang pohon, bekas tapak, dan tumpukan kotoran, semuanya tanda kehadiran Rusa Timor. Masih ada yang bertahan, meski diam-diam.
Selama dua pekan, dari 21 Juli hingga 3 Agustus 2025, tim SMART Patrol Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) menyusuri Hutan Konservasi Cagar Alam Pulau Saobi, Sumenep Madura. Mereka menyelesaikan patroli di 72 grid dengan cakupan area 61,11 hektar. Di balik semak dan semilir angin laut, mereka mendata 1.988 pohon penting dari 76 jenis berbeda, sekaligus mencatatkan keberadaan satwa liar melalui perjumpaan tak langsung.
Data yang terkumpul menunjukkan 18 sarang burung gosong (Megapodius reindwart) dan sembilan tanda keberadaan Rusa Timor (Rusa timorensis), berupa kotoran, jejak, dan bekas goresan tanduk. Tim juga mencatat 17 fitur alami seperti saluran air dan embung, sumber daya penting yang menjaga kelembapan hutan di musim kering.
Namun, kondisi batas kawasan tidak menggembirakan. Dari 13 pal batas yang ditemukan, 11 di antaranya dalam kondisi rusak berat, dua lainnya rusak ringan. Padahal, batas kawasan adalah pelindung pertama terhadap gangguan.
Tak hanya berjalan dan mencatat, tim juga mengedukasi. Bersama Masyarakat Mitra Polhut (MMP) Madura Kepulauan, mereka menggelar sosialisasi perlindungan Rusa Timor dan Burung Gosong di Balai Desa Saobi dan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’ah Darusalam. Sebanyak 50 orang, terdiri dari warga dan santri, mengikuti kegiatan tersebut.
Sementara itu, di Pulau Masakambing, tim pemantau kakatua terus melaporkan perkembangan. Hingga awal Agustus 2025, ditemukan empat sarang aktif Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea abbotti) di daratan, serta dua sarang lain di mangrove tumbang. Saat senja turun, sekitar 26–28 ekor kakatua terpantau kembali ke empat pohon tidur, sebuah rutinitas harian yang menunjukkan bahwa spesies kritis ini masih memiliki tempat untuk pulang.
Hingga hari ini, total cakupan patroli SMART di Cagar Alam Pulau Saobi telah mencapai 160,19 hektar, atau 36,67 persen dari total luas kawasan seluas 436,826 hektar. Angka yang terus bertambah, namun masih menyisakan banyak ruang yang belum tersentuh.
Di dua pulau yang berbeda Saobi dan Masakambing, dua cerita konservasi sedang ditulis. Satu tentang rusa yang nyaris tak tergores dari peta persebaran, satu lagi tentang kakatua yang bertahan di balik keheningan masakambing. Tim konservasi tak hanya mencatat data. Mereka mencatat denyut hidup yang terus melambat, tapi belum berhenti. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik - Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5