Rabu, 26 November 2025 BTN Komodo
Labuan Bajo, 25 November 2025. Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) difasilitasi oleh Sirkula Indonesia dan Yayasan United in Diversity telah menyelenggarakan Park Rangers Conservation Awareness Leadership Workshop , sebuahlokakarya kepemimpinan konservasi yang berlangsung di Hotel Luwansa Labuan Bajo pada tanggal 15–18 Juli 2025. Yayasan United in Diversity (UID) merupakan institusi terkemuka di Indonesia yang konsisten mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia berkesadaran dan berwawasan lingkungan melalui berbagai program, salah satunya BEKAL PEMIMPIN, yang telah melahirkan sejumlah alumni aktif di Kementerian Kehutanan. Keterlibatan UID dalam ekosistem program Ranger Goes to School (RGTS) bertujuan untuk memperkuat niatan kolaboratif antara jagawana, guru, dan para praktisi pendidikan di Labuan Bajo dalam upaya melestarikan Situs Warisan Dunia Taman Nasional Komodo melalui pendekatan pendidikan konservasi dan pengembangan kepemimpinan generasi muda Manggarai Barat. Lokakarya ini menjadi ruang strategis untuk meningkatkan kemampuan para pendidik dan jagawana dalam menghadirkan pembelajaran konservasi yang lebih kolaboratif, reflektif, dan berorientasi pada kesadaran ekologis serta berpikir sistem.
Sebagai bagian dari penguatan internal RGTS, lokakarya ini dipandang penting untuk menjawab kebutuhan pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang selama ini menjadi fondasi keberhasilan program. Sejak 2022, RGTS telah menjangkau lebih dari 1.700 siswa dari lima sekolah mitra di Labuan Bajo dan sekitarnya, sehingga kualitas fasilitator—baik jagawana maupun guru—menjadi krusial bagi keberlanjutan dan efektivitas pembelajaran. Dengan karakter RGTS sebagai program pendidikan berbasis kawasan konservasi yang menuntut pendekatan ilmiah, empatik, dan kontekstual, peningkatan kemampuan refleksi, komunikasi, dan kepemimpinan para pengajar menjadi keharusan. Lokakarya ini dirancang untuk memperkuat kapasitas tersebut melalui pendekatan transformasional yang mengedepankan kolaborasi lintas profesi dan pengembangan kepekaan ekologis.
Pelaksanaan lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian program yang memperoleh dukungan dari Divisi Pendidikan di UNESCO Jakarta dan diimplementasikan oleh Sirkula Indonesia. UNESCO memberikan atensi khusus terhadap RGTS karena melihatnya sebagai inisiatif pendidikan konservasi berbasis tapak yang berakar pada kepemimpinan para jagawana muda serta nilai-nilai lokal masyarakat Manggarai Barat. Dengan menilai RGTS sebagai model yang berpotensi direplikasi oleh taman nasional lain di Indonesia, UNESCO mendorong penguatan kapasitas para penggiat RGTS melalui pelatihan yang menumbuhkan kemampuan reflektif, empatik, dan kolaboratif. Dukungan ini memastikan setiap jagawana, guru, dan praktisi pendidikan memiliki keterampilan yang memadai untuk menuntun generasi muda memahami, menghargai, dan mencintai Taman Nasional Komodo.
Selama empat hari pelaksanaan, sebanyak 33 peserta mengikuti rangkaian sesi pengembangan diri, dialog mendalam lintas profesi, serta latihan deep listening dan refleksi yang menjadi inti dari pendekatan Theory-U. Theory-U merupakan sebuah kerangka kerja untuk memimpin transformasi dan inovasi mendalam (a framework for leading profound change and innovation) yang dikembangkan oleh akademisi Massachusetts Institute of Technology (MIT). Melalui pendekatan ini, para fasilitator UID mendorong peserta untukmengamati, merasakan, dan memaknai kembali praktik pendidikan konservasi dari sudut pandang yang lebih sistemik, kolaboratif, dan berkesadaran.
Untuk memperkuat proses pembelajaran, kegiatan ini juga menghadirkan ilustrator visual profesional, Kang Jaka, yang mendokumentasikan berbagai insight, dialog, dan gagasan utama ke dalam karya visual sebagai bahan refleksi kolektif setiap hari. Suasana lokakarya diwarnai oleh ekspresi emosional yang kuat—mulai dari rasa haru, bangga, hingga tumbuhnya semangat baru—yang mencerminkan perubahan cara pandang peserta terhadap peran pendidikan dalam menjaga kelestarian Taman Nasional Komodo.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Hendrikus Rani Siga, berkesempatan hadir langsung dalam pembukaan kegiatan ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi kepada UNESCO Jakarta, Sirkula Indonesia, Yayasan United in Diversity, Tim Ranger Goes to School, serta seluruh peserta lokakarya. Hendrikus menegaskan bahwa penguatan kapasitas sumber daya manusia merupakan fondasi penting dalam memastikan kelestarian Taman Nasional Komodo, salah satunya melalui pendidikan konservasi bagi generasi muda. Beliau juga berpesan bahwa RGTS bukan hanya tanggung jawab Balai Taman Nasional Komodo, melainkan menjadi kewajiban seluruh pemangku kepentingan. Tanpa generasi muda yang memiliki kesadaran dan wawasan konservasi yang kuat, keberlanjutan Taman Nasional Komodo dalam jangka panjang dapat terancam.
Dengan semangat kolaborasi, keberanian, dan konsistensi yang telah dibangun bersama, BTNK berharap lokakarya ini menjadi pijakan penting untuk menghadirkan Pendidikan konservasi yang lebih inklusif, transformatif, dan berdampak bagi generasi muda Manggarai Barat.
Sumber: Balai Taman Nasional Komodo
Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Hendrikus Rani Siga, S.Hut., M.Sc. (+62813 5336 3519)
Penulis Berita dan Penyunting Berita: Karyasiswa Program Doktor Balai Taman Nasional Komodo - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+62813 10300 678)
Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0