Balai TN Komodo dan UNESCO Jakarta Luncurkan Modul Pendidikan Konservasi

Rabu, 26 November 2025 BTN Komodo

Labuan Bajo, 25 November 2025. Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) secara resmi meluncurkan Modul Pendidikan Konservasi “Taman Nasional Komodo dan Pariwisata Berkelanjutan”, sebuah terobosan pembelajaran muatan lokal untuk pelajar menengah atas/kejuruan berbasis kawasan konservasi yang memperoleh dukungan pengembangan dan penyempurnaan dari UNESCO Jakarta. Modul ini menjadi langkah strategis bagi BTNK dalam memperkuat efektivitas pengelolaan Taman Nasional Komodo melalui peningkatan kualitas pendidikan sumber daya manusia, khususnya generasi muda di Labuan Bajo.

 

Inisiasi ini dimulai dengan meningkatkan kapasitas program Ranger Goes to School (RGTS), inisiatif pendidikan konservasi unggulan dari para jagawana muda di Balai Taman Nasional Komodo. Program yang digagas oleh Muhammad Ikbal Putera (PEH Ahli Muda) beserta rekan-rekannya sejak tahun 2022 ini telah membawa banyak manfaat positif bagi generasi muda di Labuan Bajo untuk lebih peduli terhadap Taman Nasional Komodo, bukan sebagai destinasi pariwisata melainkan warisan alam dan budaya lokal yang harus dilestarikan oleh masyarakat setempat. Meskipun program RGTS sudah memiliki kurikulum dan bahan ajar yang komprehensif, materi tersebut masih disusun berdasarkan tema ajar per minggunya dan belum disusun sebagai satu dokumen induk yang bisa dibaca secara utuh oleh pihak diluar Balai Taman Nasional Komodo maupun pihak sekolah. Hal inilah yang dirasa dapat menjadi hambatan pencapaian yang lebih besar sehingga transformasi bahan-bahan ajar RGTS menjadi sebuah modul ajar sangat penting dan urgent.

 

Divisi Pendidikan UNESCO Jakarta melalui Zakki Gunawan dan timnya memberikan apresiasi dan atensi terhadap program RGTS yang digagas oleh Balai Taman Nasional Komodo. UNESCO Jakarta selanjutnya memberikan dukungan finansial untuk dapat menyempurnakan program RGTS dan mewujudkan keinginan para jagawana tersebut demi meningkatkan kualitas pendidikan lingkungan di wilayah Nusa Tenggara Timur, khusunya Kabupaten Manggarai Barat. UNESCO Jakarta melihat potensi bahwa program RGTS dapat menjadi benchmarking bagi taman nasional lain sehingga modul ajar menjadi sesuatu yang harus diwujudkan. Untuk itu, Tim RGTS melalui dukungan Sirkula Indonesia berhasil mendapatkan dukungan finansial tersebut dan berupaya melaksanakan dua program strategis yaitu: penyusunan modul “Taman Nasional Komodo dan Pariwisata Berkelanjutan” dan pelaksanaan conservation awareness leadership workshop untuk tim jagawana, guru sekolah, dan praktisi di Labuan Bajo mengenai pentingnya kolaborasi dan pendidikan konservasi bagi kelestarian alam di Manggarai Barat.

 

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai lembaga yang menaungi satuan pendidikan menengah atas dan kejuruan turut berperan dalam terwujudnya gebrakan baru di bidang pendidikan ini. Tim RGTS bersama Sirkula Indonesia secara konsisten berkolaborasi dan mengadvokasi pentingnya pendidikan konservasi sebagai bagian dari pengembangan muatan lokal di Nusa Tenggara Timur. Dalam prosesnya, tim menekankan bahwa program RGTS akan memberikan dampak yang lebih luas apabila warisan alam dan budaya ditempatkan setara dengan keragaman seni dan budaya daerah sebagai identitas masyarakat. Seluruh taman nasional di NTT merupakan kekayaan alam dan budaya yang perlu diketahui, dipelajari, dan dilestarikan, sehingga sudah selayaknya diperkenalkan secara sistematis melalui pendidikan formal.

 

Menindaklanjuti rangkaian advokasi ini, Gubernur Nusa Tenggara Timur menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun 2025, yang mengubah Pergub NTT Nomor 25 Tahun 2025 tentang Kurikulum Muatan Lokal pada Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus. Peraturan tersebut resmi memasukkan topik “taman nasional dan pariwisata berkelanjutan” sebagai muatan lokal, membuka ruang bagi seluruh pengelola taman nasional di NTT untuk memperkuat pendidikan konservasi dan mereplikasi keberhasilan program RGTS sesuai konteks wilayahnya masing-masing.

 

Keberhasilan advokasi kebijakan ini melengkapi pencapaian penting RGTS di tahun keempat pelaksanaannya, yang pada 2025 dikoordinasikan oleh Rawuh Pradana, Kepala Satuan Polisi Kehutanan BTNK. Sejak 2022, RGTS telah menjangkau lebih dari 1.700 peserta didik dari lima sekolah mitra, menjadikannya salah satu program pendidikan konservasi paling konsisten dan berdampak di Nusa Tenggara Timur. Keberhasilan modul ajar dan advokasi kebijakan ini menjadi puncak dari dukungan UNESCO Jakarta melalui Sirkula Indonesia, sekaligus tonggak baru bagi BTNK dalam memastikan keberlanjutan pendidikan konservasi di Manggarai Barat.

 

Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Hendrikus Rani Siga, menyampaikan apresiasi kepada UNESCO Jakarta, Sirkula Indonesia, para kepala sekolah mitra RGTS, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta seluruh mitra masyarakat yang telah berperan aktif dalam pengembangan modul ini. Dukungan tersebut sejalan dengan pengakuan komunitas internasional terhadap program RGTS, yang sebelumnya diadvokasi oleh Muhammad Ikbal Putera pada IUCN World Conservation Congress 2025 di Abu Dhabi. Pengakuan ini semakin memperkuat posisi RGTS sebagai model pendidikan konservasi berbasis tapak dari Indonesia untuk dunia. Dengan modal kesadaran, keberanian, kolaborasi, dan konsistensi yang telah terbangun, BTNK berharap modul ini dapat diterapkan secara lebih luas dan menjadi fondasi bagi tumbuhnya generasi muda yang sadar, peduli, dan bangga terhadap warisan alam Komodo dan Nusa Tenggara Timur.

 

Sumber: Balai Taman Nasional Komodo

 

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Hendrikus Rani Siga, S.Hut., M.Sc. (+62813 5336 3519)

Penulis Berita dan Penyunting Berita: Karyasiswa Program Doktor Balai Taman Nasional Komodo - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+62813 10300 678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo +6281138290000

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini