Selasa, 25 November 2025 BTN Kayan Mentarang
Malinau, 25 November 2025 – Dunia Pendidikan saat ini menjadi perhatian serius pemerintah dalam menangani berbagai dinamika dan perkembangan global. Karena melalui Pendidikan yang mumpuni pemerintah meyakini akan dapat meningkatkan traf hidup masyarakat dan mencapai tujuan Indonesia emas 2045.
Begitu pula halnya dengan masyarkat adat di perbatasan di Kecamatan Bahau Hulu yang merupakan wilayah penyangga Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM). saat ini meraka meminta Balai Taman Nasional Kayan Mentarang kembali membuka kegiatan belajar non-formal yakni Sekolah Alam Ujung Negeri (SAUNG).
Saung merupakan program belajar non-formal yang bertujuan untuk membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan dan konservasi di daerah perbatasan di Kecamatan bahau Hulu yang di inisiasi oleh Balai TN Kayan Mentarang pada tahun 2021 dan di Kelola secara swadaya oleh Pegawai Balai TN Kayan Mentarang.
Tidak hanya soal alam, hutan dan keanekaragaman hayati yang ada di TN Kayan Mentarang, para peserta didik yang tergabung di SAUNG juga di ajari menggunakan peralatan teknologi seperti Komputer hingga GPS.
Namun beberapa waktu belakangan program SAUNG terhenti karena adanya mutasi pegawai di Lingkungan Kementerian Kehutanan serta proses pemisahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.
Kepala Adat Besar Bahau Hulu Baya Ajang, mewakili masyarakat adat Bahau Hulu dalam pertemuannya dengan Kepala Balai TN Kayan Mentarang di Desa Long Alango mengatakan bahwa program Saung sangat bermanfaat dan penting untuk kembali dilaksanakan karena menambah pengetahuan lain bagi anak-anak di wilayahnya, terutama pengetahuan yang belum di dapatkan di sekolah formal. Sehingga ia meminta agar Saung di buka kembali. Hanya untuk kedepan apabila kembali dilaksanakan Baya Ajang berharap lebih banyak materi tentang Taman Nasional Kayan Mentarang, mulai dari kawasan hutannya, Potensi Keanekaragaman hayati hingga bagaimana penerapan nilai-nilai konservasi yang di padu-padankan dengan penggunaan teknologi masa kini.
“Kami sebagai orang tua tentu senang dan bangga dengan adanya Saung beberapa tahun lalu yang dilaksanakan oleh Balai Taman Nasional Kayan Mentarang, tentu kedepan kami berharap Saung ini kembali dilaksanakan karena menambah ilmu anak-anak kami. Dan apabila kembali dilaksanakan supaya menambahkan materi bagaimana anak-anak mengenal tentang Taman Nasional kayan Mentarang itu sendiri, khususnya di wilayah bahau Hulu ini” ujar Baya Ajang.
Hal senada juga di utarakan oleh Sumardi selaku masyarkat Bahau Hulu yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Desa Long Alango. Dirinya mengakui perubahan positif pada anaknya setelah mengukti program saung adalah prilaku disiplin anak terhadap waktu belajar. Yang sebelumnya turun sekolah formal masih harus di arahkan waktunya, tetapi ketika di saung anak sendiri yang mendesak orang tua untuk tepat waktu.
Selain perubahan pada sikap disiplin anak, kelak apabila diaktifkan kembali Sumardi mengajak Balai TN Kayan Mentarang untuk berkolaborasi dalam menyiapkan tempat belajar bagi anak-anak agar dapat menampung lebih banyak peserta didik non-formal dan proses belajarnya di Saung nanti lebih nyaman. Selain itu yang perlu ditambahkan juga adalah peserta dari tingkat SMA, namun pendidikannya langsung pengenalan kehati di kawasan TNKM.
“Mungkin yang pertama perlu disiapkan tempatnya dulu, ini nanti bisa saja Kolaborasi Balai dengan Desa Long Alango, supaya anak-anak belajarnya lebih nyaman. Kemudian yang perlu ditambahkan juga adalah anak-anak SMA, mungkin kalau SMA bisa langsung ke lokasi seperti di Lalut Birai dan di berikan materi nama satwa maupun nama tumbuhan yang ad di Taman Nasional Kayan Mentarang.” ungkap sumardi
Menanggapi hal tersebut Kepala Balai TN Kayan Mentarang Seno Pramudito, S.Hut.,M.E. merespon positif permintaan pengaktifan kembali Saung oleh masyarakat di Bahau Hulu. dirinya pun mendukung penuh apa yang menjadi harapan masyarakat Bahau Hulu terhadap program Saung. Karena melalui saung Balai TNKM ingin mengenalkan kepada anak-anak apa itu Taman Nasional, apa fungsi Taman Nasional, dan apa yang menjadi peran Taman Nasional. Terutama tentang Taman Nasinal Kayan Mentarang sendiri yang berada di sekitar masyarkat Bahau Hulu.
“Tentu kami mendukung juga (pengaktifan Saung), karena program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat bagi masyarakat bagi anak-anak, bagi generasi muda tentang berhitung, membaca, ilmu pengetahuan lain (Teknologi) dan tidak kalah penting adalah tentang taman Nasional Kayan Mentarang. Karena Desa Long Alango ini berada di Perbatasan Negara dan Penyangga Taman Nasional Kayan Mentarang. Sehingga penting untuk para orang tua hingga anak-anak mengetahui ap aitu taman nasional, apa fungsi taman nasional dan apa peran taman nasional.” Tutup seno.
Sebelumnya, Balai TN Kayan Mentarang menggunakan Visitor Center SPTN II Long Alango sebagai sarana pendukung kegiatan belajar-mengajar dalam program Saung. Dalam kelompok ini peserta didik diberikan ilmu pengetahuan yang berbeda dari sekolah formal dan dapat menyesuaikan dengan prilaku dan pola sikap anak di kawasan penyangga TN Kayan Mentarang. Mengingat berada di kawasan hutan anak-anak tentu banyak mendapatkan pelajaran bagaimana orang tua mereka menjaga hutan hingga memanfaatkan hasil hutan secara lestari oleh leluhurnya. Hal inilah yang perlu di rawat dan di tingkatkan sesuai perkembagan zaman agar hutannya terus terjaga dengan baik.
Sumber: Balai Taman Nasional Kayan Mentarang
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0