Kamis, 09 Oktober 2025 BBKSDA Jawa Timur
Banyuwangi, 9 Oktober 2025. Di bawah kanopi hutan di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, suara debur ombak bertemu dengan nyanyian serangga hutan. Di tempat inilah, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur turut menyalakan semangat baru dalam kegiatan Meru Betiri Service Camp (MBSC) XVII, Selasa (30/9/2025).
Sekitar 55 mahasiswa dari berbagai universitas di Eks Karesidenan Besuki berkumpul, menanggalkan sejenak kenyamanan kota, menelusuri makna konservasi dari sumbernya: hutan, laut, dan tanah yang memberi kehidupan. Dalam balutan program Pendidikan Konservasi, mereka belajar langsung dari para penjaga alam sejati, para pengendali ekosistem dan penyuluh kehutanan yang tiap hari bersentuhan dengan realitas lapangan.
Hadir sebagai narasumber dari BBKSDA Jawa Timur, Ainy Amelya Utami - Penyuluh Kehutanan, bersama Mohamad Sukron Makmun - Pengendali Ekosistem Hutan, membawakan materi bertajuk Upaya Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Materi ini menyoroti kerja nyata BBKSDA dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, dari perlindungan satwa liar hingga pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi. Konservasi bukan hanya tentang melindungi satwa langka, tapi tentang membangun hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Sesi ini menjadi wadah refleksi sekaligus ruang dialog terbuka antara praktisi konservasi dan mahasiswa lintas disiplin ilmu. Diskusi berkembang hidup, mulai dari isu penyelundupan satwa, ancaman deforestasi, hingga strategi pelibatan masyarakat dalam konservasi.
Kegiatan MBSC XVII bukanlah pertemuan pertama antara BBKSDA Jawa Timur dan Wadah Informasi Pecinta Alam Se-Eks Besuki (WIPAB). Dalam beberapa tahun terakhir, kolaborasi semacam ini menjadi jembatan penting dalam melahirkan kader-kader muda konservasi yang tidak hanya paham teori, tetapi juga berjiwa lapangan.
Suasana penuh keakraban, ditingkahi percakapan serius di bawah teduhnya pohon-pohon tinggi, menjadikan MBSC bukan sekadar perkemahan pendidikan. Ia menjadi ritual penyadaran, tentang rapuhnya ekosistem dan tanggung jawab moral generasi muda untuk menjaganya.
Melalui kegiatan seperti MBSC XVII ini, BBKSDA Jawa Timur terus memperkuat kolaborasi lintas generasi dan lembaga, memastikan bahwa api konservasi tidak padam. Di tangan para mahasiswa, semangat menjaga bumi kini bertransformasi menjadi gerakan sadar, terukur, dan penuh harapan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari sinergi antara BBKSDA Jawa Timur, WIPAB, dan Taman Nasional Meru Betiri dalam mendukung pendidikan konservasi dan penguatan kapasitas generasi muda pecinta alam di kawasan eks Besuki.
"Kita tidak bisa mencintai apa yang tidak kita kenal. Maka, mengenal alam adalah langkah pertama untuk menjaganya." (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah III Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5