BBKSDA Jatim Tanamkan Jiwa Konservasi pada Calon Dokter Hewan di Banyuwangi

Kamis, 09 Oktober 2025 BBKSDA Jawa Timur

Banyuwangi, 6 Oktober 2025. Di sebuah ruang kuliah, aroma semangat dan rasa ingin tahu seolah memenuhi udara. Dua sosok dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim), Mohamad Sukron Makmun, seorang Pengendali Ekosistem Hutan, dan Ainy Amelya Utami, Penyuluh Kehutanan, berdiri di hadapan dua belas mahasiswa Program Profesi Kedokteran Hewan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam - UNAIR Banyuwangi (6/10/2025).

 

Namun hari itu, bukan sekadar kuliah biasa. Yang mereka bawa bukan teori kosong, melainkan cerita nyata dari lapangan, tentang bagaimana hukum, etika, dan empati bekerja dalam upaya penyelamatan satwa liar. Setiap tindakan penyitaan bukan hanya penegakan hukum, tetapi juga langkah penyelamatan untuk memulihkan keseimbangan alam yang terganggu.

 

Para mahasiswa tampak menyimak dengan seksama, mencatat setiap istilah, dan sesekali mengajukan pertanyaan yang menggambarkan kegelisahan dan rasa ingin tahu mereka. Bagaimana rasanya menangani satwa yang stres karena penyelundupan? Bagaimana menentukan apakah seekor burung hasil tangkapan layak dilepasliarkan?

 

Materi tentang legislasi dan mekanisme penyitaan satwa dilindungi, disusul dengan topik penangkaran dan pelepasliaran satwa liar, membuka wawasan baru bagi para calon dokter hewan itu. Mereka diajak memahami bahwa di balik setiap tindakan medis terhadap satwa, ada aspek konservasi yang tak terpisahkan.

 

Dalam sesi diskusi, suasana menjadi hidup. Mahasiswa menatap dengan mata berbinar, bukan hanya karena ilmu baru yang mereka dapat, tetapi karena kesadaran yang mulai tumbuh, bahwa profesi dokter hewan tak berhenti di ruang praktik, tapi juga berakar di hutan, di tempat di mana kehidupan liar dimulai.

 

Kegiatan kuliah tamu ini menjadi bagian dari sinergi antara BBKSDA Jatim dan dunia pendidikan dalam memperkuat pemahaman lintas disiplin tentang zoonosis, kesehatan satwa, serta konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Adapun materi lanjutan tentang zoonosis telah disampaikan secara daring oleh drh. Indy pada 8 Oktober 2025.

 

Dengan pendekatan edukatif yang hangat, BBKSDA Jatim menunjukkan bahwa menjaga keseimbangan alam bukan hanya tanggung jawab satu profesi, tetapi tugas bersama. Lebih dari sekadar berbagi ilmu, kuliah tamu BBKSDA Jawa Timur menjadi jembatan antara dunia konservasi dan dunia medis. Mengingatkan bahwa setiap kehidupan satwa adalah bagian dari ekosistem yang saling bergantung.

 

Karena di setiap napas kehidupan satwa liar, sesungguhnya berdenyut juga kehidupan manusia. Ketika manusia belajar memahami satwa, sejatinya ia sedang belajar memahami dirinya sendiri, tentang keseimbangan, empati, dan harmoni dengan alam. (dna)

 

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini