Sisi Lain Bioprospeksi di Pulau Bawean: Ungkap Potensi Prunus arborea, Kayu Paek, dan Kandidat Spesies Baru

Senin, 29 September 2025 BBKSDA Jawa Timur

Gresik, 29 September 2025. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim) melaksanakan kegiatan bioprospeksi di Suaka Margasatwa Pulau Bawean menjelang akhir September 2025. Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi potensi tumbuhan bernilai ekologis dan medis, serta memperkuat upaya konservasi di kawasan pulau.

 

Tim lapangan diperkuat mitra dari Yayasan Generasi Biologi Indonesia, Masyarakat Mitra Polhut Bawean Lestari, serta mahasiswa magang dari Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

 

Dalam pelaksanaan kegiatan, tim berhasil mendokumentasikan dan mengambil sampel dari Prunus arborea yang ditemukan di kawasan Danau Kastoba, serta Prunus javanica atau kayu paek yang tumbuh alami di Blok Panggambean dan Gigir Gunung. Jenis-jenis ini memiliki potensi besar, baik dalam bidang penelitian medis maupun fungsi ekologis, karena mampu menyimpan dan menjaga keseimbangan air di habitatnya.

 

Selain itu, hasil eksplorasi lapangan juga mengindikasikan adanya sekitar enam kandidat spesies baru tumbuhan yang belum pernah tercatat sebelumnya. Temuan ini semakin memperkuat peran Pulau Bawean sebagai salah satu kawasan dengan kekayaan biodiversitas tinggi di Jawa Timur.

 

Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan, S.Hut., M.Sc., menyampaikan bahwa hasil ekspedisi ini menjadi pijakan penting bagi arah konservasi ke depan.

 

“Prunus arborea dan kayu paek bukan sekadar pohon hutan. Mereka adalah penyangga ekosistem, penyimpan air, dan penopang kehidupan masyarakat Bawean. Temuan kandidat spesies baru juga menegaskan pentingnya bioprospeksi sebagai dasar perencanaan konservasi yang berpihak pada masyarakat, tanpa mengorbankan kelestarian alam,” tegasnya.

 

Lebih lanjut, Nur Patria menambahkan bahwa kegiatan bioprospeksi ini juga selaras dengan upaya ketahanan pangan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Republik Indonesia.

 

“Konservasi tidak boleh dipandang semata sebagai upaya menjaga satwa dan tumbuhan, tetapi juga sebagai fondasi ketahanan pangan bangsa. Hutan yang sehat menjamin ketersediaan air, menjaga kesuburan tanah, dan menyediakan sumber pangan alami yang berkelanjutan. Dengan riset bioprospeksi, kita bisa menemukan potensi tumbuhan obat, buah hutan, hingga sumber protein alternatif yang dapat mendukung ketahanan pangan nasional tanpa merusak ekosistem,” jelasnya.

 

Perwakilan Masyarakat Mitra Polhut Bawean Lestari, Bustanul Muhaddisin, menuturkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ini menjadi kebanggaan tersendiri.

 

“Kami sebagai warga Bawean merasa memiliki hutan dan alam pulau ini. Dengan ikut serta dalam bioprospeksi, kami belajar langsung bahwa menjaga pohon berarti menjaga sumber air, menjaga pangan, bahkan menjaga masa depan anak cucu kami. Kami siap mendukung langkah konservasi ini karena manfaatnya nyata untuk kehidupan masyarakat,” ujarnya.

 

Melalui kegiatan ini, BBKSDA Jatim meneguhkan komitmen bahwa konservasi tidak hanya menjaga pohon dan satwa, tetapi juga menjaga air, pangan, budaya, dan masa depan generasi mendatang. (dna)

 

Sumber: Fajar Dwi Nur Aji – Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini