Senin, 15 September 2025 BTN Komodo
Labuan Bajo, Balai Taman Nasional Komodo, 29 Juli 2025. Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Komodo yang sedang menempuh pendidikan doktor di Amerika Serikat, Muhammad Ikbal Putera, berhasil diterima pada program magang International Volunteers-in-Parks (IVIP) yang diselenggarakan oleh, sebuah badan pemerintah federal dibawah Departemen Interior Amerika Serikat yag bertugas mengelola lebih dari 400 taman nasional alam, taman nasional budaya, monumen nasional, situs bersejarah, dan properti National Park Service pemerintah federal lainnya di Amerika Serikat. Ikbal berhasil melewati serangkaian tahapan administrasi dan mendapatkan penempatan di salah satu Situs Warisan Dunia dan Cagar Biosfer Internasional Amerika Serikat, Hawai’i Volcanoes National Park, yang berada di Hilo, Big Island – Negara Bagian Hawai’i.
Ikbal yang menempuh pendidikan doktor pada bidang keilmuan Parks, Recreation, and Tourism Management, College of Natural Resources di North Carolina State University memulai program magangnya pada tanggal 03 Mei – 29 Juni 2025. Ikbal ditempatkan belajar dan bekerja pada Divisi Interpretasi dan Edukasi yang memiliki tugas utama sebagai frontliner dalam urusan pengelolaan dan pelayanan pengunjung setiap harinya selama 40 jam dalam 1 minggu. Selama pelaksanaan program, Ikbal mendapatkan seragam khusus dan pelatihan intensif selama satu minggu dari para jagawana sesuai dengan bidang keahlian masing-masing sebelum ditugaskan berinteraksi langsung dengan wisatawan. Adapun materi yang dipelajari, antara lain: Kebudayaan, Adat, dan Legenda Suku Hawai’i (Keturunan Suku Polinesia), Keanekaragaman Hayati di Big Island (khususnya di Gunung Api Kīlauea dan Maona Loa), Geologi dan Gunung Api Kīlauea, dan Kilo (mindfulness). Para petugas juga mengajak Ikbal mengunjungi sebagian besar destinasi wisata alam di Hawai’i Volcanoes National Park, meliputi: Halemaumau Crater, Maona Loa Scenic Drive, Chain of Craters Road, Nāhuku Lava Tube, Kīlauea Iki Trail, Pu‘uloa Petroglyphs, dan Volcano House.
Usai pelatihan intensif, Ikbal bertugas memberikan pelayanan publik di front desk kepada wisatawan yang datang dari seluruh dunia dalam Bahasa Inggris secara fasih. Selain itu, Ikbal juga diminta untuk membuat materi interpretasi sesuai minat materi untuk selanjutnya dibawakan dalam tur khusus bagi wisatawan. Ikbal mampu membuat sebuah tur interpretasi 60 menit dengan memuat informasi mengenai pengenalan dasar Hawai’i Volcanoes National Park beserta keanekaragaman hayatinya, sejarah letusan gunung api di Kīlauea, dan sejarah migrasi Suku Polinesia ke wilayah kepulauan Hawai’i. Sebagian besar wisatawan merasa puas dan senang dengan informasi yang diberikan. Salah satu wisatawan dari Amerika Serikat melontarkan komentar sponstan, “Saya pikir kamu orang asli setempat karena sangat menguasai materi dan fasih dalam berbahasa”.
Ikbal juga berkesempatan berdialog dengan Kepala Balai Hawai’i Volcanoes National Park, Rhonda Loh, mengenai tantangan dan dinamika pengelolaan taman nasional yang dikelolanya. Ikbal juga berkesempatan berdialog dan belajar bersama divisi lainnya, diantaranya: Divisi Pengelolaan Satwa Liar dan Sumber Daya Alam Alam, Divisi Pengelolaan Sumber Daya Budaya, Divisi Penegakan Hukum dan Penyelamatan, Divisi Kehumasan, dan Divisi Perizinan.
Sama halnya dengan Balai Taman Nasional Komodo, Hawai’i Volcanoes National Park juga memiliki program pendidikan konservasi yang disebut dengan Youth Ranger Internship Program yang digagas oleh Kupono McDaniel, seorang jagawana yang bertugas di Divisi Interpretasi dan Pendidikan. Program ini memberikan kesempatan bagi siswa menengah atas dari wilayah setempat untuk mendapatkan pelatihan mengenai taman nasional dan memberikan kesempatan magang berbayar selama minimal dua bulan kerja. Program ini sudah berjalan sejak tahun 2014 yang dikelola bersama sebuah perusahaan mitra taman nasional, Friends of Hawai’i Volcanoes National Park, yang telah bermitra sejak lama dan membantu taman nasional dalam mengelola toko cinderamata resmi taman nasional dan berbagai kegiatan pendukung lainnya sepanjang tahun.
Taman nasional merupakan destinasi wisata yang sangat penting bagi masyarakat di Amerika Serikat. Jumlah total wisatawan yang mengunjungi seluruh taman nasional di Amerika Serikat mencapai 331.9 juta pada tahun 2024 (National Park Service, 2025), sementara jumlah kunjungan wisatawan ke Hawai’i Volcanoes National Park sebanyak
1.620.294 (2023) dan 1.433.593 (2024) dengan kemungkinan peningkatan pada tahun 2025. Jika dibandingkan dengan Taman Nasional Komodo, angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan jumlah kunjungan Taman Nasional Komodo pada tahun 2024 yaitu 334.206 dengan proporsi wisatawan domestik (32%) dan wisatawan mancanegara (68%). Kedua taman nasional ini memiliki kondisi geografis (kepulauan vulkanik) dan lansekap yang serupa, namun infrastruktur dasar di Hawai’i Volcanoes National Park lebih modern dan jalan utama terhubung langsung dengan kota besar terdekatnya di Hilo, berbeda dengan Taman Nasional Komodo dimana Kabupaten Manggarai Barat – Nusa Tenggara Timur sebagai pintu masuk terdekat terpisah oleh lautan dan berada di pulau berbeda.
Perbedaan pengelolaan kedua taman nasional menjadi pelajaran penting bagi Ikbal untuk selanjutnya didiseminiasikan kepada rekan-rekannya di Balai Taman Nasional Komodo sepulang studinya nanti. Ikbal merasa program pertukaran personil berupa magang intensif sangat baik untuk peningkatan kapasitas petugas taman nasional di Indonesia. Selain dapat mengatasi permasalahan kejenuhan bekerja, pengalaman belajar di tempat yang baru yang terstruktur dan terarah memberikan banyak kesempatan belajar dan inovasi sehingga membentuk sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Sebagai reward dan bentuk ucapan terima kasih, Hawai’i Volcanoes National Park mengajak Ikbal dan peserta magang lainnya berwisata mengunjungi Puʻuhonua o Hōnaunau National Historical Park yang berada 3 jam dari lokasinya bekerja. Kunjungan ini membuat Ikbal tersadar bahwa banyak kemiripan unsur budaya Hawaii dengan Indonesia seperti pembuatan tikar anyaman pandan, permainan tarik tambang, permainan congklak, dan pembuatan kapal kayu. Hal ini mendukung teori migrasi Suku Polinesia yang berasal dari Taiwan lalu bergerak dan bermukim di Indonesia dan Filipina, lalu setelahnya berpisah ke Hawaii dan Madagaskar.
Sumber: Balai Taman Nasional Komodo
Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Hendrikus Rani Siga, S.Hut., M.Sc. (+62813 5336 3519)
Penulis Berita dan Penyunting Berita: Karyasiswa Program Doktor Balai Taman Nasional Komodo - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+62813 10300 678)
Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 3.2