Anggi Wahyuda, Merajut Spirit Menembus Keterbatasan

Selasa, 19 Agustus 2025 BBKSDA Sumatera Utara

Anggi Wahyuda didampingi Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara di stan pameran Balai Besar KSDA Sumatera mengajak generasi muda untuk peduli kepada pelestarian alam

 

Medan, 19 Agustus 2025.                 

Dulu aku hanya bermimpi dengan satu kaki dan seribu keraguan orang. Tapi ibu tak pernah ragu. Ia tidak banyak bicara, hanya menunduk dan berdoa dalam sunyi.

Hari ini, aku berdiri di atas 4 dari 7 puncak tertinggi di Indonesia. Bukan karena aku sempurna, tapi karena cinta ibu tak pernah patah, dan doanya tak pernah berhenti.

Setiap kali pundakku lelah dan kakiku nyaris menyerah, aku dengar suara ibu dalam ingatan “Nak, kamu tidak kekurangan apa-apa. Tuhan menciptakanmu cukup untuk menang.”

Dan aku percaya itu.

Ini bukan kisah tentang kekurangan, ini tentang keberanian. Tentang satu kaki yang tetap melangkah, dan satu doa yang tak pernah Lelah.

“Disabilitas bukan ketidakmampuan. Ia hanya cara berbeda untuk menaklukkan dunia”.-Nelpon Mandala.

Untuk ibu, dan untuk semua yang masih ragu pada dirinya sendiri-kita mampu, dengan cara kita.

Ini adalah curahan isi hati Anggi yang dituangkannya dalam postingan Instagram miliknya. Anggi Wahyuda menjadi sosok anak muda yang saat ini menarik perhatian bukan hanya masyarakat Indonesia saja, tetapi juga masyarakat dunia internasional. Anggi Wahyuda, seorang pendaki disabilitas asal Indonesia berhasil mencapai Everest Base Camp di Nepal pada tanggal 26 Mei 2025 yang lalu. Ia mencapai ketinggian 5.364 meter dengan menggunakan satu kaki dan bantuan tongkat, membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.

Anggi, 24 tahun, asal Binjai, Sumatera Utara kehilangan kaki kanannya akibat kecelakaan pada tahun 2015. Meski kakinya diamputasi, semangat Anggi tidak lantas padam. Ia justru bangkit dan mengisi hari-harinya dengan kegiatan bermanfaat, salah satunya adalah mendaki gunung. Keinginannya untuk memecahkan rekor sebagai penyandang disabilitas pertama yang mendaki gunung, sejatinya ingin membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang. Penyandang disabilitas pun juga bisa mendaki hingga ke puncak gunung layaknya manusia normal. Ia menekankan bahwa pencapaiannya itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menginspirasi orang lain agar tidak menyerah pada keterbatasannya.

Sambil mendaki gunung, Anggi juga membuat konten di media sosial. Semua itu dilakukannya agar penyandang disabilitas lain merasa termotivasi dan tidak menjadikan kekurangan mereka sebagai halangan. Ia mengaku senang karena nilai-nilai yang dia sebarkan melalui dokumentasi perjalanan pendakian di media sosial telah memberikan inspirasi positif bagi banyak orang, dimana semakin banyak masyarakat terinspirasi untuk berjuang menaklukkan keterbatasan dalam hidup.

Dalam puncak perayaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2025, yang dilaksanakan pada Senin (11/8) di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, dengan mengusung tema “Membangun Sinergi Antar Generasi Untuk Masa Depan Konservasi dengan tagline “Youth for Conservation Beyond Expectation”, yang dihadiri Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, Anggi Wahyuda menjadi bintang tamu kehormatan sebagai sosok generasi muda inspiratif. Di panggung, Anggi bersama beberapa anak muda menyatakan kebulatan tekad dan komitmen untuk berbuat serta melakukan yang terbaik bagi konservasi alam dan lingkungan, melalui karya-karya nyata yang berdampak dan bermanfaat.

Anggi juga berkenan menyambangi stan Pameran Balai Besar KSDA Sumatera Utara, dan berbincang-bincang dengan Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, S.Hut., M.AP.,M.Env. Dalam kunjungannya tersebut Anggi menyampaikan pesan-pesan konservasi “Ayo teman-teman semua kita harus lebih sadar lagi dengan konservasi alam, lebih mencintai alam, dan ya… dari hal yang paling simple jangan buang sampah sembarangan, karena  alam gak butuh kita tapi kita yang butuh alam".

Sumatera Utara boleh berbangga memiliki anak muda yang inspiratif, yang tidak menyerah dengan kekurangan dan keterbatasannya, sebaliknya mampu bangkit menjadi sosok yang kuat dan tangguh serta berprestasi. Anggi Wahyuda mampu merajut spirit menembus keterbatasan. Terima kasih Anggi buat inspirasinya,  salam lestari…..

Sumber : Evansus Renandi Manalu (Penelaah Teknis Kebijakan) – Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini