BBKSDA Sumut Tegaskan Pentingnya Kolaborasi dalam Konservasi Mangrove

Rabu, 30 Juli 2025 BBKSDA Sumatera Utara

Medan, 30 Juli 2025. Memperingati Hari Mangrove Sedunia 2025, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara menggelar serangkaian kegiatan edukatif dan partisipatif bertema “Melindungi Mangrove, Melindungi Kehidupan, Melindungi Masa Depan”.

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa konservasi mangrove merupakan bagian integral dari penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Untuk mendorong partisipasi aktif generasi muda, Balai Besar KSDA Sumatera Utara menyelenggarakan dua lomba yaitu: Lomba Puisi Video untuk tingkat SMP/sederajat, mengangkat tema: “Mangrove: Penjaga Laut, Penjaga Harapan” dan “Aku, Mangrove, dan Masa Depan”, serta Lomba Desain Infografis untuk tingkat SMA/sederajat dan mahasiswa, dengan tema: “Fakta, Fungsi dan Aksi untuk Mangrove”. Lomba ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang mencerminkan semangat kolaboratif lintas generasi dalam menjaga kelestarian mangrove.

Puncak peringatan digelar pada Sabtu, 26 Juli 2025, di Grand Centra Hotel Medan. Acara diisi dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba, sambutan dari Direktur Rehabilitasi Mangrove, Dr. Ristianto Pribadi, dan Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, serta penanaman simbolis tanaman Bakau di Suaka Margasatwa (SM) Karang Gading dan Langkat Timur Laut yang disiarkan secara langsung melalui platform Zoom.

Dalam sambutannya, Dr. Ristianto Pribadi, S.Hut., M.Tourism, menyampaikan bahwa SM Karang Gading dan Langkat Timur Laut menjadi salah satu lokasi prioritas rehabilitasi mangrove di Indonesia. Pada tahun 2024 telah dilakukan penanaman seluas 150 hektar, tahun ini ditargetkan penanaman mangrove seluas 300 hektar dan pada tahun 2026 seluas 650 hektar.

 

Beliau juga menekankan bahwa keberhasilan rehabilitasi mangrove dapat dicapai dengan dukungan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, unit pelaksana teknis di daerah, pemerintah daerah, swasta, masyarakat dan generasi muda.

 

“Kementerian Kehutanan akan terus berkomitmen untuk memulihkan, meningkatkan dan mempertahankan ekosistem mangrove, dan ke depan yang diperlukan bukan hanya teknis rehabilitasi mangrove tetapi juga public campaign untuk membangun kekuatan publik dalam membantu percepatan rehabilitasi mangrove dan media diharapkan menjadi penghubung antara Kementerian Kehutanan dengan masyarakat untuk mendukung program tersebut”, ujar Beliau sebagai penutup. 

Sementara itu, Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, S.Hut.,M.AP.,M.Env menekankan pentingnya kolaborasi hexahelix, yakni kolaborasi multipihak yang melibatkan enam elemen utama: komunitas, industri, akademisi, hukum & regulasi, media dan pemerintah.

“Konservasi membutuhkan kolaborasi yang dilandasi tiga prinsip utama: Mutual Trust (saling percaya), Mutual Respect (saling menghargai) dan Mutual Benefit (saling menguntungkan),” ujarnya.

Beliau juga menegaskan komitmen Balai Besar KSDA Sumut terhadap keterbukaan informasi dan tata kelola yang akuntabel.

“Konservasi tidak bisa berjalan sendiri. Peran media penting dalam konservasi, yaitu meningkatkan kesadaran publik terhadap isu konservasi, menyebarluaskan informasi yang faktual dan membangun serta menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Kita semua memiliki peran untuk menyelamatkan bumi dari triple planetary crisis: perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati dan polusi,” pungkas Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani.

Sumber: Eva Suryani Sembiring, S.Hut - Penyuluh Kehutanan Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini