Audiensi Penguatan Tata Kelola Sumber Daya Perikanan di Kawasan TN Taka Bonerate

Rabu, 02 Juli 2025 BTN Taka Bonerate

Jakarta, 30 Juni 2025 — Balai Taman Nasional Taka Bonerate (TNTBR) bersama para pemangku kepentingan dan Mitra Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program audiensi bertajuk “Penguatan Tata Kelola Sumber Daya Perikanan di Kawasan Taman Nasional Takabonerate (TNTBR)” di Hotel Santika Premier Slipi, Jakarta. Acara ini membahas tantangan dan solusi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perikanan secara berkelanjutan di kawasan cagar biosfer UNESCO tersebut.

Tantangan yang Dihadapi  

Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Muhammad Natsir Ali dalam sambutannya menyoroti beberapa masalah krusial. Kawasan TNTBR merupakan aset penting Cagar Biosfer (CB) Taka Bonerate Kepulauan Selayar yang memiliki luas kawasan CB 4 juta hektar yang belum dimanfaatkan secara optimal. Praktik penangkapan ikan destruktif seperti bom dan bius mengancam ekosistem. Selain itu, nelayan lokal kekurangan alat tangkap memadai, sementara hasil perikanan justru dinikmati oleh daerah tetangga. "Ikan diambil di perairan Selayar, tetapi pajak dibayar di wilayah lain. Ini harus diselesaikan," tegas Bupati.

Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Dirjen KSDAE Kemenhut, Sapto Aji Prabowo, menekankan pentingnya keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan. TNTBR sebagai atol terbesar ketiga di dunia harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Solusi yang Diusulkan

Beberapa solusi diajukan untuk mengatasi tantangan tersebut:  

  1. Penguatan Pengawasan: Melalui pos pengawasan terpadu (CP) untuk memantau aktivitas penangkapan ikan ilegal. 
  2. Peningkatan Pendapatan Daerah: Dengan skema Perjanjian Kerjasama (PKS) untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 
  3. Pendataan Akurat: Perbaikan data perikanan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. 
  4. Edukasi Masyarakat: Pembuatan film edukasi tentang pentingnya konservasi.  

Irfan, Kasubdit Pelayanan Masyarakat, mengusulkan model pengelolaan seperti di TN Bantimurung Bulusaraung, di mana PAD dipungut di luar kawasan konservasi untuk menghindari konflik regulasi. Sementara itu, Ikhsan dari BPKPD menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan konservasi dan fiskal daerah.  

Audiensi ini menjadi langkah awal untuk memperkuat tata kelola perikanan di TNTBR. Dengan sinergi semua pihak, diharapkan kawasan ini tetap lestari sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.

Sumber: Balai Taman Nasional Taka Bonerate

Sumber Foto : Andi Rezeki Mutaminnah/ PEH Ahli Pertama

Sumber Teks : Asri - PEH Ahli Muda/Humas

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini